Kawaii Cute Dancing Kaoani

Senin, 13 Februari 2017

TAJWID AL QURAN


QALQALAH

        secara harfi/harfiyah (bahasa) artinya getaran, mantul atau membal. Pengertian qalqalah secara istilah  ialah memantul/getaran suara ketika membaca  kalimat (lafal) yang terdapat huruf berharakat sukun asli (asli mati) atau sukun karena waqaf /diwaqafkan.
Huruf qalqalah ada lima yaitu   قَطْبُ جَدٍ  ( ق , ط , ب , ج , د )                                            
Pembagian dan hukum bacaan qalqalah
Bacaan qalqalah terbagi menjadi dua macam, yaitu;
        a.       Qalqalah sugra
Disebut bacaan qalqalah sughra apabila salah satu Ba’, Jim , Dal, Tha’ dan Qaf benar-benar bersukun asli (asli mati) atau bersukun di tengah. Cara membacanya menekan kuat mahraj huruf dari huruf qalqolah yang bersukun tersebut sehingga lafadnya memantul dengan kuat dan jelas.
        b.      Qalqalah kubra
Disebut bacaan qalqalah Kubra apabila salah satu Ba’, Jim, Dal,Tha’ dan Qaf dalam keadaan bersukun karena di waqafkan (dihentikan) dan bersukun diakhir kata. Cara membacanya menekan kuat mahraj huruf dari huruf qalqolah yang bersukun tersebut sehingga lafadnya memantul dengan lebih berkumandang dan lebih jelas.


TAFKHIM DAN TARQIQ

Ulama Tajwid menjelaskan tiga hal yang harus di Tafkhim dan Tarqigkan yaitu:
Ø  Huruf-huruf Isti'la'
Ø   Lafadh Jalalah
Ø   Huruf Ro'
Penjelasan:
I.Huruf-huruf Isti'la'

Huruf-huruf isti’la  yaitu huruf-huruf yang terjadi dengan menaikkan sebagian besar lidah kelangit-langit sewaktu melafadzkannya.

Hurufnya ada 7, yang tergabung dalam kalimat: خُصَّ ضَغْطٍ قِظْ ~ khush-ṣha ḍhaghṭin qiz, yaitu kha' (خ), ṣhad (ص), ḍhad (ض), ghayn (غ), ṭho' (ط), qaf (ق), dan za' (ظ).

Semua huruf Isti'la' harus "DIBACA TAFKHIM".  

Pembacaan Tafkhim pada huruf Isti'la' ada dua tingkatan:

A. Tingkatan Tafkhim yang kuat.
B. Tingkatan Tafkhim yang lebih ringan.

Penjelasan :

A. Tingkatan Tafkhim yang kuat.

1. Fathah, contoh صِرَاطَالَّذِينَ,غَيْرِلْمَغْضُو

2. Dhommah,    contoh لْمَغْضُو, يُنْفِقُونَ, قُلُو

3. Sukun, 

Jika sebelumnya huruf berharakot fathah atau dhommah,  contoh  لْمَغْضُو, مُصْلِحُونَ

B. Tingkatan Tafkhim yang lebih ringan.
Tingkatan Tafkhim yang lebih ringan, ketika huruf-huruf Isti'la' ini berharakat ;

1. Kasroh, contoh قِيلَ لَهُمْ, طِينِهِمْ, يُبْصِرُونَ

2. Sukun, dimana huruf sebelumnya berharakot kasrah, 
contoh    مِصْرًا, وَلَقَدِاصْطَفَيْنَاهُ

3. Nun mati atau tanwin bertemu dengan huruf Isti'la' kecuali ghain dan kha, يُنْصَرُو , لُواانْظُرْ , مِنْ قَبْلِهِمْ ,  أَنْ طَهِّرَ

Sebaliknya, seluruh huruf Istifal harus "DIBACA TARQIQ", kecuali Ro', dan Lam (Pada Lafadz Jalalah).
 
II. Lafadz Jalalah
Yang dimaksud dengan lafadz Jalalah adalah kalilmat  الله.  
Al-Jalalah artinya adalah  Kebesaran atau Keagungan.

A. Lafadz Jalalah dibaca Tafkhim  apabila keadaannya sebagai berikut
;

1. Berada di awal susunan kalimat, atau disebut mubtada',   contoh ;
                                              .
اللَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ  (Al-Baqorah 255)

اللَّهُ نُورُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ ۚ  ۚ  (QS. An-Nur: 35)


2. Bila Lafadz Jalalah berada setelah huruf berharakat fathah, contoh,

  قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ (QS. Al-Ikhlas:1)


3. Bila lafadz Jalalah berada setelah huruf berharakat dhommah, contoh ;

 مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللَّهِ ۚ  (QS. Al-fath:29)

 نَارُ اللَّهِ الْمُوقَدَةُ  (QS. Al-Humazah:6)


B. Lafadh Jalalah Dibaca Tarqiq (Dibaca Tipis)

Menurut istilah ialah mengucapkan dengan menarik bibir sedikit mundur sehingga menjadi agak meringis.

Bacaan tarqiq manakala Lafadz Jalalah terletak sesudah harakat kasrah.
Contoh: بِسْمِ ا للهِ~ Bismillah ;      وَ ِلله~ Walillah



Tetapi Huruf Lam yang bukan pada Lafadz Jalalah, baik didahului huruf yang bertanda baca kasrah, fathah maupun dommah, tetap harus di baca tarqiq atau di baca tipis.
III. Hukum Ro'

A. Ro' dibaca Tafkhim apabila keadaannya sebagai berikut,

1. Berharokat fathah contoh,  رَبِّ الْعَالَمِينَ (Al-Fatihah 1)

2. Berharokat dhommah.  contoh,  نَ كَفَرُوا (Al-Baqarah: 6)

3. Ro' sukun, sebelumnya berharakat fathah, contoh, فِي الْأَرْضِ  (Al-Baqarah: 11)

4. Ro' sukun sebelumnya berharokat dhommah,contoh,  تُرْجَعُونَ  (Al-Baqarah: 28)

5. Ro' sukun sebelumnya hamzah washol, contoh, ارْجِعِي(Al-Fajr:28)

6. Ro' sukun sebelumnya huruf berharokat kasrah dan sesudahnya huruf Isti'la' tidak berharokat kasrah dan berada dalam satu kata, contoh   ﻣِﺮْﺻَﺎﺪ

7. Ro' sukun karena waqaf, sebelumnya huruf harokat fathah, contoh,  الْكَوْثَرَ   (Al-Kautsar: 1)

8. Ro' sukun karena waqaf, sebelumnya huruf harokat dommah, contoh : التَّكَاثُرُ
(At-Takaatsur: 1)

9. Ro' sukun karena waqaf, sebelumnya alif, contoh : الْأَنْهَارُ ۖ  ,أَصْحَابُ النَّارِ  (Al-Baqarah: 39, 11)

10. Ro' sukun karena waqaf, sebelumnya wawu, contoh :  فِي الْقُبُورِ & فِي الصُّدُورِ  (Al-'Aadiyaat:9 dan 10 )

11. Ro' sukun karena waqaf, sebelumnya huruf mati dan didahului oleh huruf fathah, contoh:   وَالْفَجْرِ (Al-Fajr:1) , وَالْعَصْر (Al-'Ashr: 1),

12. Ro' sukun karena waqaf, sebelumnya huruf mati dan didahului oleh huruf  dhommah, contoh :   خُسْرٍ (Al-'Ashr: 2)


Catatan:

Huruf  berbaris kasrah ‘aridhah ( kasrah yang bukan aslinya), yaitu seperti kasrah yang ada pada hamzah dari sebagian fi’il amr. Hamzah tersebut. dinamakan Hamzah washal, karena bila diwashalkan/disambung, hamzah itu hilang.


Contoh:  
       
 فَارْجِعُوْا  disambung  اِرْجعُوْا
وَارْفَعُوْا 
disambung   اِرْفَعُوْا


B. Ro' Yang boleh dibaca Tafkhim atau Tarqiq :

1. Ro' sukun sebelumnya berharokat kasrah dan sesudahnya huruf Isti'la' berharokat kasroh, contoh:   فِرْ قٍ

Lafadz  فِرْ قٍ  dibaca tebal karena ro’ sukun  bertemu dengan huruf Isti’la’.   Dibaca tipis karena  huruf isti’la’ (qof) berharokat kasroh.

2. Ro' sukun karena waqaf, sebelumnya huruf Isti'la' sukun yang didahului  dengan huruf berharokat kasroh, contoh   القِطْرِ dan مِصْرَ

Untuk lafadz مِصْرَ ketika washol maka ro’ dibaca dengan tebal, sedangkan lafadz  القِطْرِ dibaca tipis sebab berharokat kasroh.

C.  Ro' Yang Dibaca Tarqiq

1. Ro’ yang berharokat kasroh, contoh : كَافِرِيْنَ 

2. Ro’  sukun, sebelumnya berharokat kasroh dan sesudahnya bukan  huruf Isti’la dalam satu kata’,  contoh :  وقَالَ فِرْعَوْنُ

atau Ro’  sukun, sebelumnya berharokat kasroh dan sesudahnya  huruf Isti’la tidak dalam satu kata’,  contoh : ولاَ تُصَعِّرْ خَدَّكَ

3.  Ro’ sukun karena waqof sebelumnya huruf  kasroh atau ya' sukun, contoh:
السَّرَا ئِرْ ,  عَلَي كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ

4. Ro’ sukun karena waqof sebelumnya bukan huruf  Isti'la' dan sebelumnya didahului oleh kasroh , contoh باِ لسِّحْرِ

Tidak ada komentar:

Posting Komentar